Indonesia
saat ini sedang bersedih khususnya warga Surabaya setelah ledakan bom yang terjadi di tiga gereja di Surabaya. Kasus ini
memberikan luka yang dalam bagi para keluarga korban setelah mengetahui adanya
bom tersebut. Tidak hanya itu kasus ini membuat ketakutan warga untuk melakukan
aktifitas seperti biasanya.
Dalam
hal ini juga perlu dikhawatirkan ialah hubungan antar umat agama, karena tidak
semua orang bisa menanggapinya dengan tenang apalagi adanya berita hoax yang
tersebar di Media Sosial yang membuat rasa takut untuk interaksi dengan umat
agama lain. Hal itu bisa di jelaskan ketika kasus bom tersebut terjadi, banyak
jalan raya yang tidak padat seperti biasanya serta rasa ketakutan masyarakat
untuk pergi mall atau tempat hiburan lainya.
Tapi
hal itu tidak berlangsung lama pasca kasus bom tersebut, Bangsa ini malah
semakin bersatu dengan menentang paham radikalisme, ini dibuktikan dengan ada
#kami tidak takut yang menggambarkan bahwa warga Indonesia semakin kuat meskipun di teror. Hal ini juga dibuktikan di
media sosial banyak komen-komen yang melawan paham radikal tersebut.
Menurut
opini dari Jefta salah satu Mahasiswa Upn yang dibtuhkan saat ini ialah edukasi
mengenai paham radikal. “Dengan memberikan sebuah pemahaman dan sosialisasi
mengenai bahaya paham radikalisme dan para Pemimpin setiap Agama untuk tidak
mengajarkan paham radikalisme tersebut”.
Semakin
kuat rasa persatuan warga Indonesia hal itu dikarenakan bahwa adanya sebuah
kesadaran dari Masyarakat sendiri khususnya warga Surabaya, semakin takut akan
teror tersebut justru membuat teroris akan semakin kuat untuk memecah belah Bangsa ini
apalagi banyak Pemimpin suatu kaum yang langsung memberikan pemahaman kepada
umatnya agar tidak menyalahkan satu Agama
lain.












